Jumat, 17 Agustus 2012

Foto Modifikasi Yamaha Byson terbaru 2012

0 komentar
Kumpulan Foto Modifikasi Yamaha Byson Terbaru 2012 – buat dunia otomotif Kumpulan Gambar Modifikasi Yamaha Byson Terbaru 2012 Yamaha Byson sendiri adalah motor sport generasi baru yang turun setelah generasi vixion, Yamaha Byson menjadi idola baru kaum muda yang suka gaya motor gagah dan berani, karena bodynya besar dan warna yang elegan, Dan sekarang banyak sekali konsep konsep modifikasi yamaha byson yang beredar di dunia internet, dan kali ini saya mau berbagi konsep Kumpulan Foto Modifikasi Yamaha Byson 2012 yang lagi tenar dan rame ini:

















Semoga bermanfaat..
Read more ►

Jalan Raya Terlebar Di Dunia

0 komentar
9 de Julio Avenue (atau Avenida 9 de Julio, dalam bahasa setempat) di pusat kota Buenos Aires, Argentina, bukan hanya jalan raya biasa.Ada 9 jalur lebar, dengan median taman antara arus lalu lintas yang berlawanan, ini adalah jalan terluas di dunia. Hanya mereka dengan kecepatan yang lebih dan kaki panjang akan beruntung sampai ke sisi lain sebelum lampu lalu lintas di persimpangan berubah merah. Seorang pejalan kaki menyeberang jalan ini biasanya memerlukan beberapa menit tambahan dan rotasi lalu lintas 2-3 pergantian lampu merah. 9 de Julio Avenue adalah hanya 1 km panjang tetapi lebarnya 110 meter !.
 

Lebar jalan yang tidak biasa karena mencakup blok seluruh kota, jarak antara dua jalan dalam pola kotak-kotak yang digunakan di Buenos Aires. Jalan berjalan di sebelah barat pantai Río de la Plata, dari distrik Retiro di utara ke stasiun Constitucion di selatan. jalan ini memiliki hingga tujuh jalur di setiap arah dan diapit di kedua sisinya oleh jalan-jalan paralel dari dua jalur masing-masing.

Arus lalu lintas di jalan ini jauh di kedua arah dan menghubungkan bagian-bagian unik dari metropolis. Beberapa landmark utama Buenos Aires 'dapat dilihat di sepanjang jalan;yang paling menonjol, Obelisk, yang berada di tengah-tengah 9 de Julio, Kedutaan Besar Perancis , patung Don Quixote, Colon Teatro dan bangunan mantan Menteri Komunikasi - bangunan yang berada di jalan itu sendiri di persimpangan jalan dengan Moreno.
Jalan pertama kali direncanakan pada 1888, dengan nama Ayohuma, tetapi proyek pembangunan jalan ini sudah lama ditentang oleh pemilik tanah yang terkena dampak penggusuran, sehingga pekerjaan proyek molor dikerjakan sampai tahun 1935. Bahkan pemerintah Perancis menolak untuk menyerahkan gedung kedutaannya untuk dibongkar, dan preservationists lokal menentang langkah itu juga, karena bangunan secara luas dipuji sebagai suatu maha karya arsitektur. Tahap awal diresmikan pada tanggal 9 Juli 1937 dan bentangan utama dari jalan selesai pada 1960-an. Koneksi selatan diselesaikan setelah tahun 1980, ketika bagian pusat kota dari sistem kondisi jalan tol selesai. Kliring hak untuk persimpangan ini mendapat kecaman besar di daerah Constitucion.


Read more ►

Ada 3 Proklamasi di Indonesia

0 komentar

Proklamasi 17 Agustus 1945
Pagi itu di jalan Pegangsaan Timur, Jakarta, sudah dipenuhi dengan orang-orang yang berharap peristiwa besar akan terjadi. Jumat, 17 Agustus 1945, halaman rumah di jalan Pegangsaan Timur no.56 menjadi tempat berkumpulnya para pemuda. Sebuah tiang menjadi tatapan dan mereka berharap mimpinya akan berkibar di ujung tiang itu.

Seseorang memasuki halaman, lalu menuju ke dalam rumah. Sejenak ia mendapatkan keheningan, waktu menunjukkan pukul delapan pagi. Lalu ia memasuki sebuah kamar dan mendapatinya sedang tertidur pulas. Pelan-pelan ia mengusap kaki seseorang yang terlihat lelah. Lelaki itu baru pulang pagi tadi dari Rengasdengklok.

Lelaki itu terbangun dan memandangnya. Senyumnya begitu lemah, terucap kata, “pating greges.” Tamu yang disapanya memberikan obat, setelah memeriksa ada panas di tubuh lelaki yang dibangunkannya.

Dialah seorang dokter bernama dr. R. Soeharto, dan lelaki yang mengatakan dirinya tak enak badan itu adalah Soekarno. Lalu atas persetujuan Soekarno, sang dokter memberinya sebuah suntikan chinine-urethan intramusculair. Lalu Soekarno melanjutkan tidurnya sejenak.

Pukul 9.30 pagi, Soekarno terbangun, tubuhnya terlihat lebih sehat. Ketika berjumpa dengan sang dokter, ia meminta agar Hatta segera dipanggil untuk datang.

Dengan berpakaian rapi, mengenakan pakaian serba putih (celana lena putih dan kemeja putih) dengan potongan yang saat itu popular disebut sebagai “kemeja pimpinan” dengan bersaku empat, Soekarno menyambut Hatta dan segera menuju halaman depan rumahnya. Sebuah teks Proklamasi dibacakan.

Inilah sebuah pernyataan kemerdekaan yang sebelumnya di dalam pidatonya Soekarno ada mengatakan “…sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan tanah air di tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib di tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya…”

Puncak perjuangan yang pada akhirnya harus keluar dari mulut Soekarno, sebuah bukti sejarah bahwa ia memang layak mengambil posisi untuk menyatakan itu. Karena sebelum Proklamasi ini terjadi, sebelumnya juga sudah dibacakan dua proklamasi yaitu Proklamasi Gorontalo 23 Januari 1942 dan Proklamasi Cirebon 15 Agustus 1945. Namun kedua Proklamasi ini tidak diakui sebagai buah pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia dalam arti sebagai hari peringatan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Proklamasi Gorontalo 23 Januari 1942
Kekalahan Belanda oleh Jepang, pada Perang di Laut Jawa, membuatnya menjadi gelap mata. Gorontalo dibumi hanguskan yang dimulai pada tanggal 28 Desember 1941. Adalah seorang pemuda bernama Nani Wartabone (saat itu berumur 35 tahun) memimpin perjuangan rakyat Gorontalo dengan menangkapi para pejabat Belanda yang masih ada di Gorontalo.

Bergerak dari kampung-kampung di pinggiran kota Gorontalo seperti Suwawa, Kabila dan Tamalate, mereka bergerak mengepung kota Gorontalo. Hingga akhirnya Komandan Detasemen Veld Politie WC Romer dan beberapa kepala jawatan yang ada di Gorontalo menyerah takluk pada pukul 5 subuh.

Dengan sebuah keyakinan yang tinggi, pada pukul 10 pagi Nani Wartabone memimpin langsung upacara pengibaran bendera Merah Putih di halaman Kantor Pos Gorontalo. Dan dihadapan massa yang berkumpul, ia berkata :

“Pada hari ini, tanggal 23 Januari 1942, kita bangsa Indonesia yang berada di sini sudah merdeka bebas, lepas dan penjajahan bangsa mana pun juga. Bendera kita yaitu Merah Putih, lagu kebangsaan kita adalah Indonesia Raya. Pemerintahan Belanda sudah diambil oleh Pemerintah Nasional. Agar tetap menjaga keamanan dan ketertiban.”

Selanjutnya Nani Wartabone mengumpulkan rakyat dalam sebuah rapat akbar (layaknya peristiwa lapangan Ikada) di Tanah Lapang Besar Gorontalo untuk menegaskan kembali kemerdekaan yang sudah diproklamasikan.

Namun sayangnya ketika Jepang mendarat di Gorontalo, 26 Februari 1942, Jepang melarang pengibaran bendera Merah Putih dan memaksa rakyat Gorontalo untuk takluk tanpas syarat kepada Jepang.

Kisah Nani Wartabone terlalu panjang untuk diungkapan, walau ia di masa Jepang mengalami patah semangat ketika Jepang tak mau diajak berkompromi hingga akhirnya ia kembali ke kampung halamannya di Suwawa dan hidup sebagai petani.

Saat kekalahan Jepang oleh Sekutu, Jepang bersikap lain. Sang Saka Merah Putih diijinkan berkibar di Gorontalo dan Jepang menyerahkan pemerintahan Gorontalo kepada Nani Wartabone pada tanggal 16 Agustus 1945. Sementara rakyat Gorontalo baru mengetahui telah terjadi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada tanggal 28 Agustus 1945.

Nani Wartabone memimpin Gorontalo untuk masa-masa kelam berikutnya, menghadapi pasukan Belanda yang membonceng Sekutu. Dalam sebuah perundingan di sebuah kapal perang sekutu pada tanggal 30 November 1945, Belanda menangkap dan menawannya. Ia dibawa ke Manado dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara atas tuduhan makar pada tanggal 23 Januari 1942 yaitu Proklamasi yang dibacakannya.

Namun di waktu yang berjalan, kekalahan sekutu mengubah nasibnya kelak. Ia kembali ke Gorontalo pada tanggal 2 Februari 1950. Nani Wartabone pada tanggal 6 April 1950 menolak RIS dan memilih bergabung dengan NKRI. Untuk beberapa waktu ia dipercaya sebagai kepala pemerintahan di Gorontalo, hingga Penjabat Kepala Daerah Sulawesi Utara, dan anggota DPRD Sulawesi Utara. Selanjutnya ia memilih untuk kembali tinggal dan bertani di desanya di Suwawa.

Tapi itu juga tak berlangsung lama. Letkol Ventje Sumual dan kawan-kawannya memproklamasikan pemerintahan PRRI/PERMESTA di Manado pada bulan Maret 1957. Ia terpanggil kembali untuk melawan. Namun perlawanan tak seimbang, karena pasukan Nani Wartabone kekurangan persenjataan, hingga mereka memilih untuk bergerilya di dalam hutan, sekedar menghindar dari sergapan tentara PRRI/PERMESTA.

Pada bulan Ramadhan 1958 datanglah bantuan pasukan tentara dari Batalyon 512 Brawijaya yang dipimpin oleh Kapten Acub Zaenal dan pasukan dari Detasemen 1 Batalyon 715 Hasanuddin yang dipimpin oleh Kapten Piola Isa. Bersama pasukan-pasukan dari pusat inilah mereka berhasil merebut kembali pemerintahan di Gorontalo dari tangan PRRI/PERMESTA pada pertengahan Juni 1958.

Proklamasi Cirebon 16 Agustus 1945
Kekalahan Jepang tinggal menghitung hari saja, setelah dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Namun karena Jakarta tidak termasuk jalur perang Jepang dengan Sekutu, maka yang terlihat kekuatan bala tentara Jepang masih utuh.

Suasana Jakarta tetap mencekam bagi para kelompok pergerakan. Ada 4 kelompok illegal menurut Maroeto Nitimihardjo yang tampak saat itu, yaitu kelompok Soekarni, Kelompok Sjahrir, Kelompok Mahasiswa dan Kelompk Kaigun.

Kelompok-kelompok itu mendengar Sjahrir meminta Soekarno dan Hatta untuk mempercepat pernyataan Proklamasi sekembalinya Soekarno dan Hatta dari perundingan di Dalat, Saigon dengan Marsekal Terauchi, wakil kaisar Jepang. Namun Soekarno masih menunggu kepastian dari Laksmana Maeda tentang hal kekalahan Jepang tersebut

Hal ini membuat kelompok-kelompok illegal itu marah dikarenakan mereka melihat keraguan Sjahrir selama ini untuk menjalankan kesepakatan bahwa Sjahrirlah yang harus siap memimpin kemerdekaan dikarenakan ia bersih dari pengaruh Jepang. Hingga membuat kelompok-kelompok illegal ini, tidak termasuk Sjahrir bergerak cepat.

Terjadi beberapa pertemuan antara lain di Jalan Cikini Raya 71, di Lembaga Ecykman dan di Laboratorium Mikrobiologi (di samping pasar Cikini). Wikana dan dr. Darwis ditugaskan untuk mendesak langsung Soekarno-Hatta (tanpa perantara Sjahrir) untuk memproklamirkan kemerdekaan yang berujung dengan “penculikan” atau membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok. Gerak cepat yang tak ragu-ragu ini akhirnya melahirkan sebuah peristiwa di pagi hari di tanggal 17 Agutus 1945 sebagai hari kemerdekaan.

Di waktu yang berjalan cepat dalam ketidak pastian peristiwa, seorang bernama dr.Soedarsono (ayah dari Juwono Soedarsono) datang bertemu Maroeto Nitimihardjo (seperti pengakuannnya di buku berjudul “Ayahku Maroeto Nitimihardjo Mengungkap Rahasia Gerakan Kemerdekaan” karangan Hadidjojo, anak Maroeto) di sebuah ‘pengungsian’ bagi istri dan anaknya yaitu di desa Perapatan, sebelah barat Palimanan, 30 km jauhnya dari Cirebon tempat dr.Soedarsono berasal. Dr.Soedarsono meminta teks Proklamasi yang dibuat Sjahrir yang katanya dititipkan pada Maroeto. Namun Maroeto menyatakan tidak ada.

Hingga dr.Soedarsono menjadi berang dan berkata, “Saya sudah bersepeda 60 kilometer hanya untuk mendengar, Sjahrir tidak berbuat apa-apa. Katakan kepada Sjahrir, saya akan membuat proklamasi di Cirebon.”

Dan akhirnya terkabarlah bahwa Proklamasi itu dibuat dan dibacakan oleh dr.Soedarsono pada pagi hari tanggal 16 Agustus 1945 di alun-alun Cirebon yang dihadiri sekitar 150 orang. Sehari sebelum Soekarno membacakan Proklamasi di penggangsaan Timur 56 Jakarta.

Namun kisah yang dipaparkan Maroeto berbeda dengan kisah yang diungkap oleh Des Alwi, anak angkat Sjahrir. Menurutnya, teks proklamasi yang dibacakan Soedarsono adalah hasil karya Sjahrir dan aktivis gerakan bawah tanah lainnya yang melibatkan Soekarni, Chaerul Saleh, Eri Sudewo, Johan Nur, dan Abu Bakar Lubis. Penyusunan teks dilakukan di Asrama Prapatan Nomor 10, Jakarta, pada 13 Agustus 1945.

Ada sebaris teks proklamasi yang diingat oleh Des Alwi yaitu : “Kami bangsa Indonesia dengan ini memproklamirkan kemerdekaan Indonesia karena kami tak mau dijajah dengan siapa pun juga.

sumber http://lintasberitaonline.blogspot.com/2010/08/ternyata-ada-3-proklamasi-di-indonesia.html
Read more ►

7 fakta menarik tentang udel

0 komentar
Udel atau pusar yang berada di perut merupakan anggota tubuh yang mungkin tidak terlalu banyak mendapat perhatian. Tapi ada fakta-fakta menarik mengenai si udel.
Pusar adalah lubang tertutup yang terjadi ketika tali pusat bayi yang baru dilahirkan dipotong, tali pusat ini merupakan tempat penyaluran nutrisi dan penghubung antara ibu dengan janin yang dikandungnya.
Kulit pusar merupakan bagian yang cukup sensitif sehingga kebersihannya harus dijaga dengan baik agar tidak menjadi tempat tumbuh kembang bakteri yang merugikan.
Jiri Hulcr dan rekan dari Raleigh, N.C menuturkan meskipun pusar bukan tempat yang biasa dilakukan penelitian. Tapi ada banyak hal yang bisa diketahui dari organ tubuh kecil ini
Langsung aja ya gan , ini dia fakta menarik itu :
1. Pusar atau udel pada perut merupakan salah satu bagian yang dilindungi sehingga ia menjadi tempat yang aman bagi mikroba kulit normal.
2. Udel tidak menghasilkan sekresi khusus atau minyak seperti bagian tubuh lainnya yang dilindungi, misalnya hidung atau ketiak. Jadi flora mikroba yang ada di dalam pusar cukup mewakili seluruh tubuh.
3. Semua mamalia yang memiliki plasenta akan memiliki pusar atau udel, tapi umumnya udel pada manusia lebih terlihat jelas dibanding mamalia lainnya.
4. Orang yang memiliki bentuk udel menonjol keluar atau biasa dikenal dengan bodong lebih sedikit dibanding yang normal, dan tidak ada perbedaan dengan pusar yang masuk ke dalam kecuali bentuknya saja.
5. Peneliti mengungkapkan bahwa bentuk ideal dari udel seorang perempuan adalah kecil dan berbentuk seperti huruf T, sementara udel yang kurang menarik berbentuk horizontal dan menonjol.
6. Udel memiliki nama yang bermacam-macam, tapi secara teknis dikenal dengan nama ‘navel’ yang berasal dari kata Anglo-Saxon ‘nafela’. Sementara bangsa Romawi menyebutnya dengan ‘umbilicus’ dan orang Yunani menyebutnya ‘omphalotomy’.
7. Udel pada ibu hamil akan tampak menonjol, hal ini karena adanya penambahan berat badan yang membuat tekanan semakin besar dan jaringan kulit melebar.

Read more ►

Satu- satunya orang yang mengabadikan foto proklamasi kemerdekaan RI

0 komentar

Frans Soemarto Mendoer


Fotografi memang bukan hanya menjadi saksi sejarah, tapi juga menjadi bukti sejarah hidup manusia dan peristiwa-peristiwa yang melingkupinya. Dengan keberadaan foto, banyak orang bisa diingatkan dan disadarkan tentang suatu hal. Frans Soemarto Mendoer sangat memahami hal tersebut. Karena itulah, setelah mendapat kabar dari seorang sumber di harian Jepang Asia Raya bahwa akan ada kejadian penting di rumah kediaman Soekarno, Frans langsung bergerak menuju rumah bernomor 56 di Jalan Pegangsaan Timur itu sambil membawa kamera Leica-nya. Dan benar, pagi itu, Jumat, 17 Agustus 1945, sebuah peristiwa penting berlangsung di sana: pembacaan teks proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia oleh Soekarno.



Saat itu Frans hanya memiliki sisa tiga lembar plat film. Jadi dari peristiwa bersejarah itu, ia hanya bisa mengabadikan tiga adegan. Yang pertama, adegan Soekarno membacakan teks proklamasi. Yang kedua, adegan pengibaran bendera Merah Putih yang dilakukan oleh Latief Hendraningrat, salah seorang anggota PETA. Dan yang ketiga, suasana ramainya para pemuda yang turut menyaksikan pengibaran bendera. Setelah menyelesaikan tugas jurnalisnya itu, Frans langsung bergegas meninggalkan rumah kediaman Soekarno karena menyadari bahwa tentara Jepang tengah memburunya.

Frans menjadi satu-satunya orang yang mengabadikan momen sakral itu karena Alex Alexius Impurung Mendoer, kakak kandungnya yang juga sempat memotret prosesi bersejarah tersebut, harus merelakan kameranya dirampas oleh tentara Jepang.

Dan sewaktu tentara Jepang menemui Frans untuk meminta negatif foto Soekarno yang sedang membacakan teks proklamasi, Frans mengaku film negatif itu sudah diambil oleh Barisan Pelopor. Padahal negatif foto peristiwa yang sangat penting itu ia sembunyikan dengan cara menguburnya di tanah, dekat sebuah pohon di halaman belakang kantor harian Asia Raya. Kalau saja saat itu negatif film tersebut dirampas tentara Jepang, maka mungkin generasi sekarang dan generasi yang akan datang tidak akan tahu seperti apa peristiwa sakral tersebut.

Bahkan, mengenai kehadiran Frans di rumah Soekarno pada waktu itu, wartawan senior Alwi Shahab menulis “Andaikata tidak ada Frans Mendoer, maka kita tidak akan punya satu foto dokumentasi pun dari peristiwa proklamasi kemerdekaan…” Tulisan itu dimuat di harian Republika edisi Minggu, 14 Agustus 2005, tiga hari menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-60.

Pencucian tiga buah foto bersejarah itu juga tidaklah mudah karena dihalang-halangi pihak Jepang. Frans bersama Alex terpaksa secara diam-diam harus mengendap, memanjat pohon pada malam hari, dan melompati pagar di samping kantor Domei (sekarang kantor berita ANTARA) untuk bisa sampai ke sebuah lab foto guna mencetak foto-foto tersebut. Padahal, bila dua bersaudara itu tertangkap oleh tentara Jepang, mereka akan dipenjara, bahkan dihukum mati.

Foto pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu pertama kali dimuat di harian Merdeka pada tanggal 20 Februari 1946, lebih dari setengah tahun setelah pembuatannya. Film negatif catatan visual itu sekarang sudah tak dapat ditemukan lagi. Ada dugaan bahwa negatif film itu ikut hancur bersama semua dokumentasi milik kantor berita Antara yang dibakar pada peristiwa di tahun 1965. Waktu itu, sepasukan tentara mengambil seluruh koleksi negatif film dan hasil cetak foto yang dimiliki Antara lalu membakarnya.






sumber
Read more ►

3 Tipe Polisi Cepek

0 komentar
Jakarta (dan mungkin beberapa kota besar Indonesia lain) tidak lepas dari yang namanya polisi cepek. Kesibukan jalan raya membuat sekelompok orang ini melihat adanya kesempatan untuk "membantu" mengatur lalu lintas di tempat-tempat dimana tidak ada polisi sungguhan atau terkadang justru membantu pengguna jalan raya untuk melanggar peraturan yang ada.
Sebenernya apa sih polisi cepek itu? Menurut MBDC, polisi cepek adalah:
Orang-orang random yang berusaha 'mengatur' lalu lintas dengan imbalan uang seikhlasnya dari pengguna jalan.
Nah, menurut MBDC ada 3 Tipe Polisi Cepek:

Polisi Cepek Baik & Berguna

Ini adalah tipe polisi cepek yang merupakan idaman setiap pengguna jalan namun sekaligus tipe yang paling jarang ada. Polisi cepek model ini biasanya terlihat tidak meminta uang dan lebih konsentrasi dalam mengatur lancarnya jalan. Bagaimana bisa kita tahu? Misalkan kamu harus belok ke kanan dan arus sebaliknya ramai, dia tanpa ragu akan nyetop arus kendaraan dari sisi kiri mobil kamu, walaupun dengan demikian dia akan kena resiko gak dapet duit dari kamu (karena kamu nyetir di sebelah kanan kan). Udah gitu kalo kamu kasih duit, dia akan tersenyum sambil bilang "Makasih kak/oom/mas/mbak/tante!".
Mungkin kamu berpikir, "Ah mana ada polisi cepek begitu!" Percaya deh, ada kok. Coba aja kamu ke Jalan Raya Kebayoran Lama. Di deket belokan Pegadaian ada seorang polisi cepek gondrong yang dikenal dengan nama 'Si Gondrong'. Dia tipe yang kayak gini.

Polisi Cepek Gak Berguna

Ini adalah tipe polisi cepek yang paling banyak ada. Kenapa mereka gak berguna? Ya karena emang gak ada gunanya aja. Mobil yang harus di-stop ada di sisi kiri kamu, tapi dia malah berdiri di sisi kanan kamu, dengan harapan kamu ngasih duit. Kalo udah kayak gini jalan kamu malah terhambat dan proses belok kamu malah jadi makin ribet.

Polisi Cepek Gak Berguna yang Marah Kalo Dikasih Cepek

Jadi ceritanya kamu udah kesel sama satu polisi cepek ini karena merasa dia gak ada gunanya sama sekali. Tapi ya udahlah, kamu pikir. Kasihan, panas-panasan. Mereka kan manusia juga. Maka dengan baik hati kamu membuka kaca dan memberikan sekeping 500 Rupiah. 500 loh, bukan 100. Kamu memberikan uang itu dengan tersenyum, berharap si polisi cepek akan membalas dengan senyum dan terima kasih. Tapi tanggapan si polisi cepek justru malah:
GOPEK! PELIT!!
Maka seketika kamu menyesali perbuatan kamu barusan. Dalam hati kamupun menangis.
Untungnya, polisi cepek semacam ini juga tidak terlalu banyak. Ya lebih banyak dibanding yang baik sih. Tapi gak sebanyak yang sekedar gak berguna ajah. Tapi kalo kamu mau menjumpai yang seperti ini, silakan ke jalan raya Cipulir, di perempatan Seskoal. Di situ kamu akan melihat polisi cepek yang bentukannya kayak orang gila. Nah coba aja kamu kasih cepek.
Ada yang ketinggalan? Atau kamu pernah ketemu polisi cepek model lain? Silakan dishare.



Read more ►

Tujuh Menara Megah Terkenal di Indonesia

0 komentar
Menara bisa menjadi suatu objek bangunan untuk menghias sebuah kota dan juga bisa dijadikan sebagai simbol kota. Di dunia, kita mengenal menara pisa, menara Eiffel, dan menara tertinggi dunia seperti al Buruj di Dubai. Tapi tahukah kamu tentang menara yang ada di Indonesia?
Tidak begitu banyak menara besar di Indonesia yang saya ketahui tapi ada beberapa menara yang paling saya kenal di Indonesia. Penilaian menara bukan berdasarkan tingginya tetapi berdasarkan terkenal dan bersejarahnya menara tersebut.

Berikut 7 menara terkenal di Indonesia:

1. Tugu Monas
Monumen Nasional (Monas) adalah ikon ibukota Indonesia, Jakarta. Menara ini diresmikan pada 17 Agustus 1961 yang terletak di Lapangan Monas, Jakarta Pusat. Monas memiliki tinggi 132 meter. Bentuk bangunan monas sangat unik berbentuk lingga yoni simbol kesuburan dengan puncak menara terdapat cawan yang menopang berbentuk nyala obor perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35 kg. Lidah api atau obor ini sebagai simbol perjuangan rakyat Indonesia yang ingin meraih kemerdekaan. Bangunan ini menambah keindahan kota Jakarta dan selalu ramai dikunjungi wisatawan. Pengunjung bisa naik ke lantai atas monas dengan menggunakan lift. Dari atas kamu bisa melihat hampir seluruh pelosok Jakarta.



2. Menara TVRI
Menara TVRI terletak di Senayan, Jakarta. Gedung TVRI Pusat sebagai stasiun TV pertama di Indonesia selesai dibangun tahun 1962 sebelum Asian Games 1962. Tower pemancar TVRI berbentuk gedung menara dan ada lift yang bisa sampai ke atas. Saya kurang tahu berapa tepatnya tinggi menara TVRI, mungkin sekitar 100 m. Menara TVRI ini menjadi salah satu pemandangan menarik di antara bangunan yang ada di Jakarta. Menara TVRI ini juga menjadi sarana untuk percobaan tv digital pertama di Indonesia dengan pemancar DVB-T & DVB-H yang terpasang pada ketinggian sekitar 100 meter di menara TVRI Senayan.





3. Sky Tower Pulau Kumala
Kalimantan juga memiliki menara yang menarik, yaitu menara Sky Tower. Menara ini sangat unik karena terletak di sebuah pulau kecil di tengah sungai Mahakam, yaitu Pulau Kumala di Tenggarong, Kalimantan Timur. Menara ini memiliki tinggi 100 meter. Para pengunjung dapat melihat kota Tenggarong dari piringan di atas Sky Tower (menara berputar). Piringan tersebut dapat bergerak naik turun dan berputar 360 derajat. Untuk bisa sampai ke pulau Kumala bisa melalui 2 alternatif, yaitu naik kereta gantung atau naik perahu.







4. Monumen Mandala
Monumen Mandala terletak di Jalan Raya Jenderal Soedirman Makassar. Dibangun pada tahun 1994 sebagai tugu peringatan operasi Mandala Jaya pembebasan Irian Barat dari tangan penjajah Belanda. Di dalamnya terdapat diorama yang menceritakan proses pembebasan tersebut. Monumen Mandala memiliki tinggi 75 meter terbagi dalam empat lantai. Masing-masing lantai berisi simbol-simbol perjuangan pembebasan Irian Barat dan perjuangan rakyat Sulsel, termasuk zaman Pahlawan Nasional, Sultan Hasanuddin.







5. Tugu Pahlawan
Tugu Pahlawan adalah ikon Kota Surabaya. Tugu Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, dimana arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu yang datang bersama Belanda. Monumen yang memiliki tinggi 45 meter ini diresmikan pada 10 November 1952. Gedung ini berada di bekas reruntuhan pusatnya gerakan pemuda (PTKR = Polisi Tentara Keamanan Rakyat pimpinan Hasanudin Pasopati dan N. Suharyo Kecik). Sebelumnya tempat itu juga pernah menjadi gedung Raad van Justitie (gedung pengadilan) pada zaman Nederlands Indië, dan pada zaman Nippon menjadi markas Kenpeitai. Tugu Pahlawan ini mempunyai 10 lengkungan pada badannya yang melambangkan tanggal 10. Sedang 11 bagian di atasnya mengandung pengertian bulan ke 11 (November).

6. Menara Jam Gadang
Jam "gadang", atau "jam yang besar" merupakan landmark kota Bukittinggi ,Sumatra Barat. Kerajaan Belanda membangun Jam Gadang pada 1926. Denah dasar (bangunan tapak berikut tangga yang menghadap ke arah Pasar Atas) dari Jam Gadang ini adalah 13x4 meter, sedangkan tingginya 26 meter.
Menara jam ini telah mengalami beberapa kali perubahan bentuk pada bagian puncaknya. Pada awalnya puncak menara jam ini berbentuk bulat dan di atasnya berdiri patung ayam jantan. Saat masuk menjajah Indonesia, pemerintahan pendudukan Jepang mengubah puncak itu menjadi berbentuk klenteng. Pada masa kemerdekaan, bentuknya berubah lagi menjadi ornamen rumah adat Minangkabau. Di lantai atas menara terdapat Mesin jam manual yang dibuat khusus oleh Recklinghausen. Konon Pria Jerman tersebut hanya membuat dua mesin sebesar itu. Kembarannya kini terpasang di Menara Big Ben, London, Inggris. Keunikan lainnya, Kontur tanah di sekitar jam gadang berjenjang dan juga tidak landai, sehingga sepintas bangunan Jam Gadang tampak miring seperti Menara Pisa.

7. Tugu Khatulistiwa
Ada tugu di dalam tugu. Itulah tugu Khatulistiwa. Tugu Khatulistiwa merupakan ikon Kota Pontianak yang memiliki tinggi 15,25 meter dari permukaan tanah. Tugu Khatulistiwa atau Equator Monument berada di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, Propinsi Kalimantan Barat. Tugu Khatulistiwa yang terlihat sekarang dibuat Tahun tahun 1990, dengan pembuatan kubah untuk melindungi tugu asli di dalamnya yang telah dibuat pada tahun 1928. Jadi bangunan tugu yang dibuat tahun 1990 adalah bangunan duplikat yang besarnya 5 x dari tugu asli dan berfungsi untuk melindungi tugu asli. Tugu Khatulistiwa ini terletak di garis khatulistiwa yang membelah Bumi menjadi dua bagian, Utara dan Selatan. Pada saat terjadinya titik kulminasi matahari, yakni ketika Matahari tepat berada di garis khatulistiwa bayangan tugu dan bayangan orang serta benda-benda di sekitar tugu akan menghilang beberapa detik saat diterpa sinar Matahari. Peristiwa titik kulminasi Matahari itu terjadi setahun dua kali, yakni antara tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September.

Di samping menara-menara tersebut tentu masih ada beberapa tugu atau menara di Indonesia. Diharapkan daerah-daerah di Indonesia juga membangun menara-menara tertinggi sebagai ikon daerahnya dan sebagai salah satu tujuan wisata yang tentunya bisa meningkatkan pendapat daerah. Mungkin suatu saat di Indonesia akan dibangun menara tertinggi di dunia. Semoga saja.

sumber: http://blognyajose.blogspot.com/2009/08/tujuh-menara-terkenal-di-indonesia.html

Read more ►
 

Copyright © infosia Design by O Pregador | Blogger Theme by Blogger Template de luxo | Powered by Blogger